Demonstrasi adalah ruang ekspresi rakyat, jalan untuk menyuarakan aspirasi, serta sarana menuntut keadilan. Ia hadir sebagai wujud kepedulian terhadap negeri, ketika suara tidak lagi cukup disampaikan melalui jalur biasa. Dalam bentuknya yang damai, demonstrasi bisa menjadi energi perubahan yang membangun, memberi warna bagi perjalanan bangsa.
Namun, tidak jarang demonstrasi berubah wajah. Ketika emosi menguasai, ketika kesabaran hilang, dan ketika kepentingan bercampur dengan amarah, ia menjelma menjadi anarki. Teriakan berubah menjadi cacian, langkah berubah menjadi kerusakan, dan pesan luhur yang ingin disampaikan hilang tertutup asap api kebencian.
Padahal, anarki tidak pernah menghadirkan solusi. Ia hanya menyisakan luka, kerugian, dan permusuhan. Aspirasi yang seharusnya jernih menjadi buram, tujuan yang seharusnya mulia menjadi ternodai.
Karena itu, marilah kita merenung bersama: aspirasi sejati tidak lahir dari amarah, tetapi dari kesadaran. Perubahan yang kokoh tidak dibangun di atas puing-puing, melainkan di atas kebersamaan dan cara-cara yang bermartabat.
Mari kita ciptakan kondisi yang damai, agar suara rakyat tetap didengar, harapan tetap terjaga, dan negeri ini terus berjalan menuju kebaikan bersama dan kesejahteraan bagi semua.